Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara geografis, Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena berada pada perlintasan jalan Arteri Primer Surabaya-Jombang-Solo dan jalan kolektor primer Malang-Jombang-Babat. Selain itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi jalan tol Mojokerto-Kertosono. Ibukota Kabupaten Jombang berjarak 79 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang terletak antara 7°20’48,60”-7°46’41,26” Lintang Selatan serta antara 112°03’46,57”-112°27’21,26” Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Jombang adalah 1.109,63 km² (110.963 Ha), atau menempati sekitar 2,32% dari luas keseluruhan wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten Jombang terdiri dari 21 kecamatan, 302 desa, 4 kelurahan, serta 1.258 dusun/lingkungan. Peta wilayah administrasi Kabupaten Jombang tersaji dalam gambar berikut:

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang

Batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro
b. Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
d. Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk

Luasan wilayah kecamatan dan jumlah desa/dusun pada masing- masing kecamatan tersaji dalam tabel berikut:

Luas Wilayah dan Administrasi Pemerintahan Kabupaten Jombang

No. Kecamatan Luas(Km²) Jumlah Desa/ Kelurahan Jumlah Dusun
1 Bandarkedungmulyo 37,78 11 42
2 Perak 28,16 13 36
3 Gudo 36,7 18 75
4 Diwek 50,33 20 100
5 Ngoro 52,65 13 82
6 Mojowarno 63,38 19 68
7 Bareng 66,31 13 50
8 Wonosalam 126,84 9 48
9 Mojoagung 53,49 18 60
10 Sumobito 49,37 21 76
11 Jogoroto 29,45 11 46
12 Peterongan 30,34 14 56
13 Jombang 39,59 20 72
14 Megaluh 31,67 13 41
15 Tembelang 34,52 15 65
16 Kesamben 54,9 14 61
17 Kudu 28,18 11 47
18 Ngusikan 46,89 11 39
19 Ploso 28,45 13 50
20 Kabuh 98,75 16 87
21 Plandaan 121,87 13 57
Jumlah 1109,62 306 1258

Berdasarkan data tersebut Kecamatan Wonosalam merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas dengan luas 126,84 km² dan memiliki 9 desa dan 48 dusun. Sedangkan Kecamatan Perak merupakan kecamatan dengan wilayah yang terkecil dengan luas 28,16 km² dan memiliki 13 Desa dan 36 Dusun. Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 kawasan utama yaitu:

a) Kawasan Utara, berada di sebelah utara Sungai Brantas, merupakan bagian dari pegunungan kapur yang mempunyai fisiologi mendatar dan merupakan perbukitan struktural lipatan, meliputi Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu, dan Ngusikan.
b) Kawasan Tengah, berada di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian besar merupakan tanah pertanian yang cocok untuk tanaman padi dan palawija karena memiliki sistem irigasi yang cukup bagus, meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, dan Kesamben.
c) Kawasan Selatan, berada di sebelah tenggara Kabupaten Jombang, merupakan tanah pegunungan yang cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno, dan Wonosalam.

Topografi

Berdasarkan pola relief topografi, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu:

a) Bagian Utara, merupakan perbukitan struktural lipatan, meliputi sebagian Kecamatan Kabuh, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, dan Kecamatan Plandaan. Satuan morfologi ini dicirikan oleh adanya pola kontur yang kasar, dengan kemiringan lereng 16-40%. Pola kontur tidak teratur, karena pengaruh proses erosi dan banyaknya puncak-puncak bukit rendah, seperti G. Selolanang (261 m), G. Guwo (231 m), G. Wadon (220 m), G. Resek (164 m), dan G. Pucangan (168 m).
b) Bagian Tengah, merupakan morfologi dataran aluvial. Satuan ini menempati sebagaian besar wilayah Kabupaten Jombang, yang dicirikan oleh topografi datar dengan elevasi 21-100 meter dpal dan kemiringan lereng 0-2%, dimana terdapat aliran sungai besar yang permanen (perenial) seperti Sungai Brantas beserta anak-anak sungainya. Kawasan ini telah berkembang sebagai pemukiman dan perkotaan yang pesat, terbentuk tanah-tanah yang tebal dan subur, serta terdapat lahan pertanian beririgasi teknis. Pada satuan ini elevasi berkisar antara 21 hingga 100 meter dpal;
c) Bagian Selatan, merupakan morfologi perbukitan vulkanik, yang meliputi sebagian Kecamatan Mojoagung, sebagian Kecamatan Bareng, serta Kecamatan Wonosalam, dengan puncaknya antara lain G. Gede-1 (1.629 m), G. Gentonggowok (1.942 m), G. Gede-2 (1.868 m), G. Watujuwadah (1.629 m), dan G. Tambakmerang (1.360 m).

Sedangkan secara morfometri, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelas kemiringan lereng, yaitu:

Berdasarkan pola relief topografi, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu:

a) Kelas kemiringan 0–2%, meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang, kecuali Kecamatan Wonosalam, Kudu dan Ngusikan; b) Kelas kemiringan 2–5%, meliputi sebagian wilayah meliputi sebagian
b) Kelas kemiringan 2–5%, meliputi sebagian wilayah meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Jombang, Kudu, Ngusikan, Kabuh, Plandaan
c) Kelas kemiringan 15–40%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Kudu, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan;
d) Kelas kemiringan >40%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Ngusikan dan Plandaan

Penyebaran kemiringan lahan di Kabupaten Jombang tersaji dalam gambar berikut:

Peta Penyebaran Ketinggian di Kabupaten Jombang

Peta Penyebaran Ketinggian di Kabupaten Jombang

Klimatologi

Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis, dengan suhu rata-rata 20- 34°C. Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, Kabupaten Jombang termasuk tipe B (basah). Curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.800 mm. Berdasarkan peluang curah hujan tahunan, wilayah Kabupaten Jombang tergolong beriklim sedang sampai basah. Di bagian tenggara dan timur, curah hujan sedikit lebih besar.

Peta Curah Hujan di Kabupaten Jombang

Peta Curah Hujan di Kabupaten Jombang

Geologi

a. Struktur dan Karakteristik

Geologi wilayah Kabupaten Jombang secara umum tersusun atas batuan dan endapan berumur kuarter. Struktur geologi yang kompleks terdapat di kawasan utara Sungai Brantas, sedangkan kawasan selatan Sungai Brantas lebih didominasi oleh hasil aktivitas vulkanisme. Stratigrafi daerah Kabupaten Jombang bagian utara merupakan bagian dari stratigrafi Mandala Kendeng yang umumnya terdiri dari endapan turbidit klastik, karbonat dan vulkaniklastik yang merupakan endapan laut dalam, kemudian endapan laut menjadi semakin dangkal, sehingga terbentuk endapan non laut.

Urutan stratigrafi Kabupaten Jombang dari yang tertua sampai termuda adalah (1) Formasi Kalibeng Bawah; (2) Formasi Kalibeng Atas; (3) Formasi Pucangan; (4) Formasi Kabuh; (5) Formasi Notopuro; (6) Endapan Vulkanik Tua; (7) Endapan Vulkanik Muda; serta (8) Aluvium. Satuan Aluvium mendominasi sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang, yang meliputi Kecamatan Jombang, Megaluh, Kesamben, Diwek, Peterongan, Tembelang, Sumobito, Gudo, Jogoroto, Perak dan Bandarkedungmulyo. Litologi satuan ini berupa endapan aluvial dan endapan sungai berupa material lepas dominan berukuran lempung sampai kerikil.

Adapun Penyebaran geologi di Kabupaten Jombang tersaji dalam gambar berikut:

Peta Penyebaran Geologi di Kabupaten Jombang

Peta Penyebaran Geologi di Kabupaten Jombang

b. Potensi

Jenis struktur geologi yang paling luas adalah 56.042,8 Ha, yaitu alluvium. Tanah tersebut bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah aluvium cocok bagi tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa dan buah-buahan. Dengan demikian, sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang sangat berpotensi untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Jombang didominasi oleh asosiasi mediteran coklat dan grumosol kelabu, kompleks andosol coklat, andosol coklat kekuningan dan litosol, grumosol kelabu tua, alluvial kelabu, dan asosiasi litosol dan mediteran merah. Adapun sebaran jenis tanah yang mendominasi di wilayah Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:

1. Tanah andosol tersebar di wilayah Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Mojoagung, Mojowarno, Ngoro, Perak, Peterongan dan Sumobito;
2. Tanah grumosol kelabu tua di wilayah Kecamatan Kabuh, Kudu, Ngusikan, dan Plandaan;
3. Alluvial kelabu terletak di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito, dan Tembelang ;
4. Tanah Litosol berada di Kecamatan Wonosalam;
5. Tanah regosol terdapat di Kecamatan Plandaan;
6. Tanah mediteran merah tersebar di Kecamatan Plandaan.

Hidrologi

Hidrogeologi wilayah Kabupaten Jombang sangat dipengaruhi oleh sebaran litologi, topografi dan struktur geologi. Pembagian wilayah hidrogeologi secara umum tercermin dari kondisi satuan-satuan morfologinya. Kondisi topografi yang khas, dimana daerah Jombang secara umum merupakan lembah antar bukit (intermountain basin) yang dapat digunakan sebagai dasar perkiraan, bahwa aliran air bawah tanah akan mengalir dari perbukitan vulkan ke arah utara dan dari perbukitan struktural ke arah selatan. Berdasarkan kondisi geologi dan hidrogeologinya, Kabupaten Jombang termasuk dalam wilayah Sub Cekungan Air Bawah Tanah Mojokerto. Sub Cekungan Air Bawah Tanah Mojokerto merupakan bagian dari Cekungan Air Bawah Tanah Brantas yang sebarannya berada di wilayah Sungai Brantas dengan luas sekitar 6.186 Km².

Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang termasuk dalam DAS Brantas (99,2%), dan hanya sebagian kecil saja yang masuk DAS Bengawan Solo (0,8%). Sungai-sungai utama yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang antara lain, Sungai Brantas, Sungai Konto, Sungai Jarak, Sungai Pakel, dan Sungai Gunting. Luasan wilayah DAS dan Sub DAS di Kabupaten Jombang tersaji dalam tabel berikut:

Luas DAS dan Sub DAS di Kabupaten Jombang

No DAS Luas
1 DAS Bengawan Solo 888
2 DAS Brantas 110.075
Jumlah 110.963

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, bahwa wilayah Kabupaten Jombang dilayani daerah irigasi seluas 48.029 Ha, yang terdiri dari:

a) Daerah irigasi kewenangan pusat sebanyak 3 DI seluas 31.962 Ha
b) Daerah irigasi kewenangan provinsi sebanyak 7 DI seluas 3.419 Ha
c) Daerah irigasi kewenangan kabupaten sebanyak 196 DI seluas 12.648 Ha

Tutupan Lahan

Penjelasan mengenai tutupan lahan dikelompokkan sesuai dengan kelas penggunaan lahan yang terdiri dari lahan terbuka hingga kawasan perairan. Dalam proses perencanaan suatu daerah, aspek tata guna tanah merupakan aspek penting untuk ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis penggunaan lahan dan pola struktur ruang yang ada. Struktur tutupan lahan secara umum di Kabupaten Jombang adalah pertanian dan penggunaan lainnya yang meliputi hutan, permukiman, perkebunan, pertambangan, dan konservasi. Tutupan lahan di Kabupaten Jombang didominasi kawasan pertanian seluas 38.459,36 Ha (34,66%), kawasan hutan seluas 24.896 Ha (22,44%), kawasan perkebunan seluas 23.554 Ha (21,23%).

Sedangkan kegiatan permukiman masih sebesar 19,95% atau seluas 22.142 Ha. Kawasan hutan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 8102/MenLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018 di Kabupaten Jombang seluas 25.284,09 Ha, namun pada kondisi eksisting yang teridentifikasi adalah seluas 24.896,28 Ha. Berikut rincian tutupan lahan Kabupaten Jombang.

Penggunaan Lahan/Kawasan di Kabupaten Jombang

Penggunaan Lahan/Kawasan di Kabupaten Jombang

Peta Tutupan Lahan Kabupaten Jombang

PetaTutupanLahanKabupatenJombang