
JOMBANGKAB - Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKB PPPA) menyelenggarakan Pertemuan Konvergensi Aksi 7: Data Cakupan Sasaran dan Publikasi Data Serta Penyusunan Laporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2024 di ballroom Hotel Fatma Jombang Selasa (26/11/2024) pagi, yang dibuka langsung oleh Pj Bupati Jombang Dr Drs Teguh Narutomo M.M.
Disampaikan oleh Pj Bupati Jombang bahwa stunting tidak hanya menjadi persoalan kesehatan, tetapi juga masalah strategis yang menyangkut masa depan bangsa. anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang dapat memengaruhi potensi mereka di masa depan. Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi kita semua, karena kualitas sumber daya manusia suatu bangsa sangat menentukan keberhasilan pembangunan jangka panjang.

Upaya penurunan stunting harus dilakukan secara menyeluruh, baik melalui program pemerintah maupun langkah konkret di tingkat individu dan masyarakat. Pemerintah telah menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai program prioritas nasional yang tertuang dalam RPJMN 2020–2024 dengan target menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Pemerintah Kabupaten Jombang berkomitmen kuat untuk menurunkan angka stunting di bawah target nasional. Penjabat Bupati Jombang Dr. Drs Teguh Narutomo MM dalam pertemuan tersebut, menegaskan target penurunan angka stunting di Kabupaten Jombang paling tidak bisa 13% pada tahun 2024. Angka ini lebih rendah dari target nasional yang sebesar 14%.
"Kita harus bekerja lebih keras untuk mencapai target ini. Semua pihak terkait, mulai dari kepala OPD hingga tenaga kesehatan di lapangan, harus bersinergi dalam upaya penurunan stunting", tegasnya.
Pj. Bupati Jombang juga menegaskan bahwa penurunan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak harus terlibat aktif dalam upaya ini.
Pj Bupati Teguh Narutomo menjelaskan bahwa pada tingkat individu, pencegahan stunting dapat dimulai dari hal-hal sederhana namun penting, seperti memberikan asi eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, memastikan pemberian mpasi bergizi seimbang, rutin memantau tumbuh kembang anak di posyandu, melengkapi imunisasi anak, serta memenuhi asupan gizi selama kehamilan dan sebelum merencanakan kehamilan.
Sedangkan di tingkat masyarakat, langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat, memberikan contoh perilaku sehat melalui tokoh masyarakat, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, dan berbagai elemen lainnya. kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi, sanitasi lingkungan yang baik, dan pengawasan tumbuh kembang anak di setiap desa.
"Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras, mulai dari tim percepatan penurunan stunting, kader kesehatan, tenaga medis, hingga masyarakat. Kerja sama yang terjalin antara pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat, dunia pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan kita dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas", ungkapnya.
"Saya mengajak kita semua untuk terus memperkuat sinergi dalam menjalankan aksi-aksi konvergensi ini. Tugas ini memang tidak mudah, tetapi dengan semangat kebersamaan, inovasi, dan dedikasi, Saya yakin kita mampu mencapai target nasional dalam menurunkan angka stunting. Mari kita jadikan anak-anak kita sebagai prioritas utama, karena mereka adalah aset berharga bagi masa depan bangsa kita demi terwujudnya generasi emas 2045", pungkasnya.

Sementara itu dr. Puji Umbaran MKP, Kepala DPPKB PPPA Kabupaten Jombang menyampaikan bahwa upaya konvergensi yang terkoordinasi dan terpadu menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa semua program dan intervensi berjalan efektif dan tepat sasaran.
"Aksi 7 ini merupakan salah satu dari 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting yang berfokus pada dua hal utama. Pertama, pengukuran prevalensi stunting, yang bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan dan evaluasi terhadap keberhasilan program. Kedua, publikasi hasil pengukuran, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta memobilisasi sumber daya untuk mendukung percepatan penurunan stunting.
Apa yang menjadi komitmen kita bersama, kami optimis upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Jombang yang terus digencarkan akan mampu mencapai target 13 persen. "Secara Pentahelix kita telah mengidentifikasi sejumlah strategi, seperti intervensi khusus pada keluarga stunting, terutama ibu hamil, remaja putri, dan calon pengantin. Meskipun, masih ada 3 Kecamatan yang perlu mendapat perhatian lebih", tuturnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP-PKK Kabupaten Jombang yang diwakili oleh Pokja IV, Kepala OPD dilingkup Pemerintah Kabupaten Jombang, Instansi Vertikal, Direktur RSUD Jombang, Direktur RSUD Ploso, Direktur Perumdam Tirta Kencana Kabupaten Jombang, Camat Se-Kabupaten Jombang selaku Ketua TPPS Kecamatan, Koordinator PKB Se-Kabupaten Jombang, Koordinator Kader Pembangunan Manusia Se-Kabupaten Jombang. Sedangkan pemateri dalam kegiatan tersebut disampaikan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Jombang, dr. Wahyu Sri Harini, M.Kes., dan Kabid Aptika - Dinas Kominfo R. Witcaksono Setyo Putro, S.Si., M.Eng. menyampaikan Aplikasi Jombang Stop Stunting (JOSS) dalam mendukung Keterpaduan Data Stunting.